Kamis, 25 November 2010

laporan gametogenesis

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “Gametogenesis” disusun oleh:
Nama : Abi Bakring
Nim : 081404056
Kelas/ Kelompok : B/ VI
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten/ koordinator asisten dan dinyatakan diterima.
Makassar, November 2009
Koordinator Asisten Asisten



Hermayanti, S. Pd. Nova Dwi Pratiwi Sulastri
NIM: 071 404 055
Mengetahui:
Dosen Penanggung Jawab





Drs. Adnan, M. S.
NIP: 1965 02 02 1988 03 1 003


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup sangat beraneka ragam dan banyak di muka bumi. Namun, perlahan-lahan makhluk-makhluk itu satu-persatu akan mati. Seandainya mereka tidak memperbanyak diri mereka, tentulah semua makhluk hidup akan mengalami kepunahan. Untunglah setiap makhluk hidup mampu memperbanyak diri dengan cara berkembang biak atau yang sering kita sebut reproduksi.
Reproduksi adalah cara untuk tetap melestarikan keturunan melalui proses tertentu. Cara bereproduksi makhluk hidup sangat beraneka ragam macamnya. Mulai dari yang paling sederhana seperti membelah diri pada organism bersel satu (protozoa), pemberian masing-masing materi genetik atau konjugasi, penumbuhan bagian tubuh yang terpisah atau fragmentasi, pembentukan tunas, dan tingkat yang paling tinggi adalah peleburan antara dua sel kelamin (zigot) yang disebut fertilisasi.
Dapat terjadinya fertilisasi, terlebih dahulu harus ada dua sel kelamin yang berbeda. Tidak lain adalah sperma dan ovum. Sperma dan ovum ini dibentuk melalui serangkaian proses yang melibatkan pembelahan yang disebut gametogenesis. Menurut Clarson (1988), gametogenesis adalah suatu proses dimana bakal sel kelamin diubah menjadi sel kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga memiliki kemampuan untuk berfusi pada saat fertilisasi, dan selanjutnya menghasilkan organism baru.
Gametogenesis terdiri dari dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang terjadi di dalam lumen tubulus seminiferus pada testis hewan jantan. Sedangkan oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi pada ovarium hewan betina. Untuk mengetahui tentang proses spermatogenesis dan oogenesis, maka diadakanlah praktikum yang berjudul “Gametogenesis”.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu: mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan prepatat histologis
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh setelah melaksanakan praktikum ini yaitu mahasiswa dapat menjelaskan proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan prepatat histologis









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina disebut oogenesis. Keseluruhan gametogenesis dibagi menjadi tiga tahap yaitu : tahap perbanyakan (poliferasi), tumbuh dan pematangan (Tenzer, 2001).
Berdasar keadaan kuning telur, terdapat telur-telur isolesithal (kuning telur sedikit dan tersebar merata), telolesithal (kuning telur bamyak dan lebih terhimpun di kutub vegetative berwarna putih/ kuning, kutub animal berpigmen sehingga tampak berwarna hitam/ coklat), megalesithal (kuning telur sangat banyak sehingga ooplasma dan inti terdesak ke kutub animal) (Yatim, 1984).
Spermatogenesis berlangsung di dalam gonad jantan (testis), tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus tertanam di dalam jaringan ikat yang berisi sel-sel leydig, pemb uluh darah dan saraf. Bila direntangkan, panjang tubulus seminiferus berkisar 3200 m. kurang lebih 360 m tubulus seminiferus dapat menghasilkan 95 juta spermatozoa perhari. Pada manusia perkembangan spermatogonia menjadi sperma matang memerlukan waktu 16 hari (Adnan, 2008).
Sel Leydig mengeluarkan hormon kelas androgen (Steroid C19), seperti testosteron, androsetenedion, dan dehifroepiandrosteron, yang dirangsang oleh Luteinizing Hormone atau LH. LH meningkatkan aktivitas enzim kolesterol desmolase, yang akan merangsang pengeluaran testosterone (Anonima, 2009).
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsikhusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis (Anonimb, 2008).
Menurut Adnan (2009) oogenesis berlangsung pada ovarium, terutama pada bagian korteks, dan dilanjutkan di dalam oviduk jika terjadi penetrasi spermatozoid. Dalam oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel-folikel telur, dengan tingkatan sebagai berikut :
1. Folikel primordial merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri atas sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
2. Folikel tumbuh, terdiri dari :
a. Folikel primer : terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulose dipisahkan oleh zona pelusida.
b. Folikel sekunder : terdiri dari sebuah oosit yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa.
c. Folikel tersier : volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar/ banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulose menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna.
d. Folikel matang (folikel graaf) berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar, berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulose yang disebut korona radiate. Dihubungkan dengan sel-sel granulose tepi oleh tangkai penghubung yang disebut cumulus ooferus.
Pada manusia, fetus perempuan mulai menghasilkan sel-sel (oogonia) yang seiring kelahiran dan perkembangannya, pada akhirnya akan menjadi sel-sel telur (ova) dalam ovarium perempuan tersebut. Sel-sel itu memulai meiosis sejak masa embrio, tetapi perkembangannya tertahan pada profase meiosis I. sel-sel itu tetap berada dalam “penundaan” sampai beberapa saat sebelum terjadi fertilisasi dan mengalami pembelahan meiosis kedua hanyalah setelah fertilisasi. Pada laki-laki, meiosis baru mulai terjadi setelah kedewasaan tercapai (Fried, 2006).


















BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Senin, 9 November 2009
Waktu : Pukul 10.50 s.d. 12.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II Timur FMIPA UNM
B. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan adalah mikroskop
2. Bahan yang digunakan adalah preparat histologi testis mencit
C. Cara Kerja
1. Mengamati preparat testis dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
2. Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di dalamnya, dan menggambar sel-sel interstisial (sel leydig) yang terdapat di ruang antar tubulus.
3. Menggambar skematis folikel yang sedang tumbuh menjadi matang yang ada pada penuntun praktikum.






BAB IV
HASIL DAN BEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Histologis testis mencit
Perbesaran : 10 x 40 Keterangan :
1. Membran basal
2. Spermatogonium
3. Spermatosit primer
4. Spermatosit sekunder
5. Spermatid
6. Spermatozoa










2. Histologis ovarium mencit
Keterangan :
1. Sel epitel gepeng
2. Sel folikel kuboid
3. Zona pelusida
4. Folikel Primer
5. Folikel primordial
6. Teka eksterna
7. Teka interna
8. Rongga folikel
9. Kumulus ooferus
10. Oosit primer
11. Rongga folikel

B. Pembahasan
1. Spermatogenesis
Melalui hasil pengamatan dalam praktikum yang telah kami lakukan, dengan mengamatidi bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 ditemukan bahwa di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel sertoli. Melalui hasil pengamatan kami, spermatogenesis dimulai dengan pembelahan sel-sel spermatogonia secara mitosis menjadi sel-sel spermatosit primer yang kemudian mengalami beberapa pembelahan lagi sehingga menghasilkan spermatosit sekunder lalu spermatid. Spermatid inilah berkembang menjadi spermatozoa.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang berlangsung di dalam gonad jantan (testis), tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Spermatogenesis dimulai dengan aktifnya sel-sel spermatogonia bermitosis yang dilanjutkan dengan terjadinya pembelahan reduksi (miosis) hingga menghasilkan spermatid. Spermatid kemudian mengalami diferensiasi hingga dihasilkan spermatozoa melalui proses spermatogenesis. Spermatogenesis berlangsung dibawah pengaruh hormon. Diantara tubulus seminiferus terdapat jaringan intersisial yang mengandung sel-sel leydig. sel-sel leydig menghasilkan hormon testosteron dibawah kendali hormon gonadrotrophin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa, yaitu LH. Hormon gonadrotrophin yang lain yang berperan dalam spermatogenesis adalah FSH yang meransang sel-sel sertoli untuk menghasilkan ABP. ABP dapat mengikat testosteron yang sangat penting dalam spermatogenesis dan pematangan sperma (Adnan, 2008)
Hasil pengamatan kami ternyata kurang lebih sama dengan teori yang dikemukakan oleh Adnan (2008) yang menyatakan bahwa sel-sel spermatogonia secara mitosis menjadi sel-sel spermatosit primer kemudian menghasilkan spermatid. Spermatid inilah yang kemudian berkembang menjadi spermatozoa dimana dalam proses pembentukannya dibawah kendali hormon.
2. Oogenesis
Mula-mula oogonia mengalami proliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi oosit primer, lalu memasuki tahapan pemasakan (miosis). Pembelahan miosis pertama menghasilkan satu sel spermatosit sekunder, dan satu sel polosit atau badan polar pertama. Pada pembelahan miosis kedua, oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel ootid dan satu badan polar pertama atau polosit. Badan polar seringkali mengalami degenerasi sebelum memasuki pembelahan miosis kedua. Oogenesia pada manusia secara teoritis satu oosit primer menghasilkan satu ovum yang fungsional dan tiga polosit (Adnan, 2008).




















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada praktikum “Gametogenesis” dapat diperoleh kesimpulan yaitu proses pembentukan sel kelamin jantan dimulai dari membelahnnya spermatogonia menjadi spermatosit primer, lalu menjadi spermatosit sekunder, spermatid, dan kemudian dimatangkan menjadi spermatozoa sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina dimulai dari membelahnya oogonia menjadi oosit primer dan badan polar, kemudian membelah menjadi oosit sekunder, dan yang terakhir adalah ovum.
B. Saran
1. Praktikan sebaiknya membawa sumber pendukung sebagai antisipasi bila sulitnya dilakukan pengamatan langsung.
2. Asisten sebaiknya mengarahkan praktikan dalam praktikum.
3. Laboratorium sebaiknya menyediakan sumber listrik cadangan sebagai antisipasi terhadap mikroskop yang menggunakan tenaga listrik.







DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Buku Ajar Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonima. 2009. Sel Leydig. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2009. Makassar.

Anonimb. 2008. Sistem Reproduksi Pada Manusia Pria. http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2009. Makassar.

Fried, George H. 2006. Scaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tenzer, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: FMIPA UM.

Yatim, Wildan. 1984. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Bandung














Jawaban pertanyaan :
1. Peranan sel sertoli yaitu turut menyusun dinding tubulus seminiferus dan memiliki fungsi nutritif, proteksi dan regulator. Sedangkan sel-sel leydig berperan dalam mensintesis hormon adrogen misalnya testosteron.
2. Persamaan antara spermatogenesis dan oogenesis adalah sama-sama merupakan proses pembentukan gamet. Oogenesis dan spermatogenesis berbeda dalam tiga hal penting. Pertama, selama pemebelahan meiosis oogenesis, sitoplasma bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain meiosis adalah sel yang lebih kecil yang disebut badan polar akan mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari spermatogenesis, ketika keepat produk meiosis I dan II berkembang menjadi sperma dewasa. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus menerus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai periode “istirahat” yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis, yang menghasilkan sperma dewasa dari sel prekursor dalam ururtan yang tidak berhenti.
3. Tidak, karena selama pemebelahan meiosis oogenesis, sitoplasma bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain meiosis adalah sel yang lebih kecil yang disebut badan polar
4. Sisa folikel graff setelah ditinggal tumbuh menjadi lebih besar dan berubah menjadi sel-sel kelenjar yang disebut korpus luteum. Proses ini dinamakan luteonisasi. Korpus luteum secara aktif menghasilkan progesterone.






















Reproduksi Manusia
Biologi Kelas 2 > Sistem Reproduksi
Reproduksi Manusia

Alat Reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan alat reproduksi pada mamalia lain. Pria menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa yang berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita menghasilkan sel telur (ovum) yang dibentuk di dalam ovarium.
Pembentukan Gamet Betina
Biologi Kelas 2 > Sistem Reproduksi > Reproduksi Manusia
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Pembentukan Gamet Jantan
Biologi Kelas 2 > Sistem Reproduksi > Reproduksi Manusia
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH).
LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis :
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer.
Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.

Rabu, 01 September 2010

protozoa

Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek.

PROTOZOA DIBAGI MENJADI 4 KELAS Þ BERDASAR ALAT GERAK

1

Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
• Amoeba proteus
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
• Entamoeba histolityca
menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler
yang disebabkan Shigella dysentriae)
• Entamoeba gingivalis
menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
• Foraminifera sp.
fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak
bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
• Radiolaria sp.
endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.

2

Flagellata (Mastigophora),
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

• Golongan phytonagellata

- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa
dengan ganggang)
- Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang)
- Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan
cahaya bila terkena rangsangan mekanik)

• Golongan Zooflagellata, contohnya :

- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense.
Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa)
Þ lalat Tsetse (Glossina sp.)
Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis
Þ tsetse
sungai
Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans

Þ tsetse semak
- Trypanosoma cruzl
Þ penyakit chagas
- Trypanosoma evansi
Þ penyakit surra, pada hewan ternak
(sapi).
- Leishmaniadonovani
Þ penyakit kalanzar
- Trichomonas vaginalis
Þ penyakit keputihan

3

Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar)

• Paramaecium caudatum
Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).

Memiliki dua jenis inti Þ Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual Þ konyugasi.

• Balantidium coli
Þ menyebabkan penyakit diare.

4

Sporozoa,
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak

Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.

Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia
Þ Toxopinsma dan Plasmodium.

Jenis-jenisnya antara lain:
- Plasmodiumfalciparum
Þ malaria tropika Þ sporulasi tiap hari
- Plasmodium vivax
Þ malaria tertiana Þ sporulasi tiap hari ke-3
(48 jam)
- Plasmodium malariae
Þ malaria knartana Þ sporulasi tiap hari
ke-4 (72 jam)
- Plasmodiumovale
Þ malaria ovale

Siklus hidup Plasmodium mengalami metagenesis terjadi di dalam tubuh manusia (reproduksi vegetatif Þ skizogoni) dan didalam tubuh nyamuk Anopheles sp. (reproduksi generatif Þ sporogoni). secara lengkap sebagai berikut:

Sporozoit
Þ Masuk Tubuh Di Dalam Hati (Ekstra Eritrositer) Þ Tropozoid Þ Merozoit (memakan eritrosit Þ Eritrositer) Þ Eritrosit Pecah (peristiwanya Þ Sporulasi) Þ Gametosit Þ Terhisap Nyamuk Þ Zygot Ookinet Þ Oosis Þ Sporozeit.

Pemberantasan malaria dapat dilakulcan dengan cara :

  1. Menghindari gigitan nyamuk Anopheles sp.
  2. Mengendalikan populasi nyamuk Anopheles dengan insektisida dan larvasida
Pengobatan penderita secara teratur dengan antimalaria Þ chloroquin, fansidar, http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0015%20Bio%201-4a.htmdll

pengenalan

assalam...
blog ini baru saja dibuat untuk kepentingan akademik dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pembuat blog ini. saya berharap blog ini dapat memberi manfaat sesedikitpun itu.